Rabu, 04 Juli 2012
fakta susu sapiKesalahan lain yang sering terlihat pada makanan rumah sakit adalah SUSU. Nutrisi utama yang ditemukan dalam SUSU adalah Protein, Lemak, Glukosa, Kalsium dan Vitamin. Susu memang sangat Populer karena mengandung banyak Kalsium dan dianggap dapat mencegah Osteoporosis. Namum faktanya, tidak ada makanan lain yang lebih sulit dicerna daripada Susu. Karena Susu adalah zat cair yang encer, sebagian orang meminumnya bagaikan air saat mereka haus. Ini sebuah kesalahan besar. Kasein, yang membentuk kira-kira 80% dari Protein yang terdapat dalam Susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga mencernanya menjadi sangat sulit. Terlebih lagi, dalam Susu yang dijual di toko, komponen tersebut telah di”Homogenisasi”. Homogenisasi berarti meratakan kadar lemak dalam Susu dengan cara mengaduknya. Homogenisasi adalah hal yang buruk karena saat Susu diaduk, udara ikut tercampur di dalamnya dan mengubah komponen lemak dalam Susu itu menjadi zat lemak teroksidasi-yaitu lemak dalam keadaan oksidasi lanjut. Dengan kata lain, Susu homogen menghasilkan radikal bebas dan memberikan pengaruh yang sangat buruk bagi tubuh. Susu yang mengandung lemak teroksidasi kemudian di”Pasteurisasi” dalam suhu tinggi diatas 100 derajat Celcius. Enzim sangatlah sensitif terhadap panas, dan mulai hancur pada suhu 93,3 derajat Celcius. Dengan kata lain, Susu yang dijual di toko bukan saja tidak mengandung enzim-enzim berharga, lemaknya juga terlah teroksidasi dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yang tinggi. Dapat dikatakan, Susu adalah jenis makanan yang terburuk. Malah, saya pernah mendengar bahwa jika Anda memberikan Susu yang dijual di toko kepada anak sapi dan bukan susu yang datang langsung dari induk sapi, anak sapi itu akan mati dalam 4 (empat) atau 5 (lima) hari. Hidup tidak dapat ditopang dengan makanan yang tidak mengandung Enzim. Susu meyebabkan Peradangan. Menurut Hiromi Shinya, MD, pertama kali beliau sadar betapa buruknya efek susu bagi tubuh lebih dari 35 tahun lalu, ketika anak-anaknya sendiri menderita dermatitis atopik (radang kulit parah) pada usia enam atau tujuh bulan. Sang ibu sudah menuruti segala instruksi yang diberikan oleh dokter anak, tetapi betapapun banyaknya perawatan yang mereka terima, radang kulit anak-anak sama sekali tidak membaik. Setelah memeriksanya dengan endoskop, beliau menemukan bahwa si balita menunjukkan tanda-tanda awal kolitis ulserativa (Radang parah dengan tukak di dalam usus besar). Karena kolitus ulserativa berhubungan dengan makanan seseorang, maka beliau menyingkirkan semua Susu dari makanan sejak saat itu. Tentu saja, semua penyakit2 tadi perlahan menghilang. Lalu Dr Shinya menanyakan ke pasien2nya tentang sejarah kebiasaan makanan mereka dan fakta bahwa banyak susu dan produk susu yang mereka konsumsi. Dan juga dilaporkan bahwa jika wanita hamil minum Susu, anak-anak mereka cenderung lebih mudah terjangkit dematitis atopik. Susu, yang mengandung banyak zat lemak teroksidasi, mengacaukan lingkungan dalam usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam usus kita. Sebagai akibatnya, racun-racun seperti radikal bebas, hidrogen sulfida, dan amonia diproduksi dalam usus. Penelitian mengenai proses apa saja yang dialami rarun-racun ini dan penyakit-penyakit jenis apa saja yang dapat timbul masih berlangsung. Namun, beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa Susu tidak hanya menyebabkan berbagai alergi, tetapi juga dihubungkan dengan diabetes pada anak-anak (Lihat www.sciencenews.org/pages/sn_arc99/6_26_99/fob2.htm) Minum Susu Terlalu Banyak Menyebabkan Osteoporosis Satu miskonsepsi umum yg terbesar mengenai susu adalah bahwa Susu membantu mencegah Osteoporosis. Oleh karena jumlah kalsium dalam tubuh kita berkurang seiring dengan usia, kita diberi tahu untuk minum Susu yang banyak untuk mencegah Osteoporosis. Namun, ini adalah sebuah kesalahan besar. Minum Susu terlalu banyak sebenarnya malah menyebabkan Osteoporosis. Kadar kalsium dalam darah manusia biasanya terpatok pada 9-10mg. Namun, saat minum Susu, konsentrasi kalsium dalam darah tiba2 meningkat yang justru mempunyai sisi buruk. Karena tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan abnormal ini menjadi normal kembali dengan cara membuang kalsium dari Ginjal melalui Urine. Sungguh ironis, yaitu menurunnya jumlah kalsium dalam tubuh anda secara keseluruhan. Dari empat negara pengguna Susu besar-Amerika, Swedia, Denmark dan Finlandia- di negara yang banyak sekali mengkonsumsi susu setiap harinya, ditemukan banyak kasus retak tulang panggul dan osteoporosis. Sebaliknya, ikan2 kecil dan rumput laut, yang selama ini dimakan oleh bangsa Jepang dan pada awalnya dianggap rendah kalsium, justru mengandung kalsium yang tidak terlalu cepat diserap yang meningkatkan jumlah konsentrasi kalsium dalam darah. Terlebih lagi faktanya hampir tidak ada kasus osteoporosis di Jepang selama masa rakyat Jepang tidak minum Susu Sapi. Mereka mengkonsumsi udang kecil, ikan dan rumput laut untuk pasokan kalsium. Kesimpulan: Fakta ttg Susu Sapi: • Tidak ada makanan lain yg lebih sulit dicerna dr pd Susu • Kasein, yg membentuk kira2 80% dr protein yg terdapat dlm Susu, langsung menggumpal menjadi satu begitu memasuki lambung sehingga menjadi sangat sulit dicerna. • Komponen Susu yg dijual ditoko telah “dihomogenisasi” dan menghasilkan Radikal Bebas. • Susu yg dipasteurisasi tidak mengandung Enzim2 yg berharga, lemaknya telah “terOksidasi” dan kualitas proteinnya berubah akibat suhu yg tinggi. • Susu yg mengandung banyak zat lemak teroksidasi mengacaukan lingkungan dalam Usus, meningkatkan jumlah bakteri jahat, dan menghancurkan keseimbangan flora bakteri dalam Usus. • Jika wanita hamil minum Susu, anak2 mereka cenderung lebih mudah terjangkit “dermatitis atopik”. • Minum susu terlalu banyak sebenarnya menyebabkan Osteoporosis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar